MASA MUDA DI SEKOLAH



Masa muda usiaku kini
Warna hidup tinggal ku pilih
Namun aku telah putuskan
Hidup di atas kebenaran

Masa Muda
Penuh karya untukmu Tuhan
yang ku persembahkan sebagai insan beriman

Mumpung muda
ku tak berhenti menapak cita
Menuju negeri surga yang nun jauh disana
(MASA MUDA, EDCOUSTIC)

Sahabat-sahabat seperjuang Da’wah sekolah di seluruh dunia. Dengarkanlah kata-kataku. Pekerjaan kita bukanlah pekerjaan abal-abal yang tidak akan memberikan perubahan. Pekerjaan kita bukan pekerjaan angan-angan yang hanya akan menjadi simpanan dalam hati-hati yang galau tentang kemungkinan terjadinya universalitas islam. Pekerjaan kita bukan pekerjaan anak-anak yang dapat dilakukan dengan tidak rapi tanpa terorganisasi.
Inilah kewajiban kita yang bernama da’wah sekolah baik sekolah menengah pertama ataupun sekolah menengah atas. Kewajiban yang perlu dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki visi bersih. Kewajiban yang perlu dilaksanakan dengan kematangan pribadi. Kewajiban yang perlu dijalankan dengan kematangan pemikiran.
Jika berbicara mengenai da’wah sekolah, sungguh membuat kita semua teringat kisah-kisah masa kecil Muhammad muda yang sangat disayangi kakeknya, Abdul Muthalib. Muhammad muda terbiasa bermain bersama Abdul Muthalib karena saat itu dirinya sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi yang mampu menyayanginya lagi. Saat itu Muhammad muda sudah dalam kondisi yatim-piatu. Suatu Hari dilaksanakanlah kumpul akbar pembesar-pembesar Quraisy, Termasuk Abdul Muthalib sebagai salah seorang yang paling disegani di kaumnya(yang saat itu datang bersama Muhammad).  Pertemuanpun dimulai untuk membahas beberapa agenda-agenda penting ke-Quraisy-an. Setelah beberapa saat berjalan, salah seorang pembesar Quraisy merasa sedikit terganggu dengan keberadaan Muhammad.Ia meminta agar Muhammad disuruh keluar dan tidak mendengarkan kumpul pembesar. Namun sangkakek menyatakan,”Ia akan menjadi pemimpin dunia kelak.”
Maha besar Allah yang telah menciptakan dunia dan seisinya tanpa sedikitpun cacat didalamnya…
Maha besar Allah yang telah memberikan kecintaanya  kepada seluruhmahluknya tanpa terkecuali…
Cerita pun berlanjut dengan kisah-kisah indahnya kasih sayang Muhammad kepada cucunya Hasan dan Husein yang kelak di masa-masa berikutnya menjadi orang-orang pemangku utama pergerakan Islam. Hasan dan Husein bagi Muhamma d layaknya Muhammad bagi Abdul Muthalib. Hasan dan Husein didik sejak dini dengan nilai-nilai keislaman yang syumul dan sahih dan diajarkan mengajarkan Islam kepada orang lain dengan cara yang paling sederhana. Salah satu kisah menarik ialah kisah ketika terdapat seorang lelaki tua yang baru masuk islam berwudhu di suatu tempat yang letaknya tidak jauh dari tempat Hasan dan Husein kecil berada. Hasan dan Husein memerhatikan orangtua tersebut dan menemukan adanya kesalahan cara berwudhu yang dilakukan orangtua tersebut. Hasan dan Husein ingin memberitahu, sayangny a mereka berdua merasakan sebuah kekhawatiran ketidakterimaan ucapan seorang anak kecil dan dianggap sok tahu. Hasan dan Husein pun memiliki sebuah ide. Mereka berdua mengadakan sebuah drama. Mereka berdua pura-pura berkelahi dan berdebat. Orang tua itupun mendengarkan. Ternyata perdebatan mereka menganai wudhu. Salah seorang dari Hasan atau Husein berkata bahwa cara wudhu yang dilakukan saudaranya itu dalah salah, kemudian langsung dicontohkanlah cara wudhu yang benar. Sang lelaki tua itu pun tersadar dan pada akhirnya memerbaiki wudhunya.
Sahabat…
Sebuah kemuliaan muncul bukan karena besarnya angka yang ternisbatkan pada usia setiap orang. Tapi kemuliaan itu muncul karena adanya kedewasaan iman dan kematangan pemikiran. Kita semua sebagai para pejuang Da’wah sekolah mungkin bukan orang yang sempurna dan bukan orang yang terbaik di muka bumi ini. Tapi setidaknya Allah telah menganugrahkan Sibghahnya kepada kita semua dan kita wajib mensyukurinya dengan cara menyebakan sibghah ini kepada orang banyak dalam konteks ini adalah kita berikan kepada adik-adik kita di sekolah.
Sungguh betapa pentingnya da’wah sekolah yang kita lakukan karena mampu membentuk ummat sejak dini dan mentransformasinya menjadi khariru ummah.



Bayangkan saja jika Sekolah mampu mengubah orang-orang mampu berbuat baik maka semua profesi yang ada di dunia ini akan terisi oleh orang yang baik dan Insya Allah dunia ini akan menjadi lebih baik.
Maka disinialah peran kita dalam mengubah dunia. Think Globally act Locally dengan harapan Allah memudahkan setiap hal yang kita kerjakan.
Sebagai Sarana pengembangan Da’wah sekolah ini, maka pada bab-bab selanjutnya akan dibahas mengenai beberapa hal yaitu:
1. Pedoman Da’wah sekolah(Tujuan da’wah sekolah, Objek da’wah sekolah, Aktifis da’wah sekolah, Prinsip da’wah sekolah,Tahapan dan parameter utama da’wah sekolah)
2. Struktur Da’wah sekolah (pembagian tim-tim internal da’wah sekolah)
3. Lembaga-lembaga perwakilan da’wah sekolah (Lembaga-lembaga yang bisa diberdayagunakan sebagai saran implementasi perencanaan internal)
4. Contoh-contoh event da’wah sekolah(Nama event, Tujuan & target, saran, kelebihan, kekurangan, dan masalah yang biasa muncul)
–MARI KITA BEKERJA KERAS DENGAN BEKERJA CERDAS!!—
Wallahua’lam…

2 comments:

BagusPurnamaOnTheBlog said...

Jadi kesimpulannya :
Jangan pernah Menyia-nyiakan ' Masa Muda ' karna suatu saat kita akan Menyesal akan perbuatan yang tak ada gunanya :)
Iyakan Pak? :)

Spenda on the blog said...

iya, makanya ... walaupun kita tidak tau apa yg akan terjd di masa dpan stidaknya kita hrus punya rencana dri skrng supaya khidupan kelak jd lebih baik ... mau kmana?, mau jd apa?, semuanya trgantung sama langkah yg kita pilih dari skarang ... ibarat petani, hasil panen yg bagus trgantung sama cara petani bertani